Salah satu kewajiban kepala sekolah adalah meningkatkan dan membina kemampuan dan keterampilan keilmuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi serta ekspresi manusia secara terus-menerus.
Oleh Luh Made Chandra Yuniantari, Guru di SMA Negeri 9 Denpasar
Pendidikan yang berkualitas benar-benar membutuhkan staf instruktur yang mahir. Khususnya tugas kepala sekolah dalam melaksanakan program pelatihan yang menarik dan berkualitas. Tugas seorang kepala sekolah profesional tidak hanya melaksanakan program sekolah tetapi juga mengerjakan ‘sifat pendidikan’.
Administrasi dicirikan sebagai metodologi dan strategi individu yang dapat berdampak pada orang lain sehingga individu tersebut dengan sengaja mengikuti dan menuruti setiap keinginannya (Juwono, 2007). Sementara itu, menurut (Rivai 2003), ada empat jenis otoritas, yaitu cara yang paling umum untuk mempengaruhi atau memberikan model dari pemimpin kepada pendukungnya dengan tujuan akhir untuk mencapai tujuan hierarki. Selain itu, keistimewaan mempengaruhi dan mengoordinasikan individu melalui ketaatan, kepercayaan dan kolaborasi yang energik dalam mencapai tujuan bersama. Yang ketiga adalah kapasitas untuk mempengaruhi: memberikan motivasi dan mengarahkan aktivitas individu atau kelompok untuk mencapai tujuan normal.
Fungsi dan tipe kepemimpinan
Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. Fungsi kepemimpinan berhubungan langsung dengan situasi sosial dalam kehidupan kelompok atau organisasi masing-masing yang mengisyaratkan bahwa setiap pemimpin berada di dalam dan bukan di luar situasi itu.
Fungsi kepemimpinan itu memiliki dua dimensi yaitu, pertama berkenaan dengan tingkat kemampuan mengarahkan (direction) dalam tindakan atau aktivitas pemimpin, yang terlibat pada tanggapan orang-orang yang dipimpin. Yang kedua yaitu dimensi yang berkenaan dengan tingkat dukungan (support) atau keterlibatan orang-orang yang dipimpin dalam melaksanakan tugas pokok kelompok atau organisasi yang dijabarkan dan dimanifestasikan melalui keputusan dan kebijaksanaan pemimpin.
Berdasarkan dua dimensi tersebut selanjutnya secara singkat dapat dibedakan lima fungsi pokok yaitu: 1) Fungsi instruksi, yaitu fungsi yang berlangsung dan bersifat komunikasi satu arah. 2) Fungsi konsultatif, yaitu yang berlangsung atau bersifat komunikasi dua arah. 3) Fungsi partisipasi, yaitu fungsi yang tidak sekadar berlangsung atau bersifat dua arah tetapi berwujud pelaksanaan hubungan manusia yang efektif antara pemimpin dengan yang dipimpin. 4) Fungsi delegasi, yaitu fungsi yang dilaksanakan dengan memberikan pelimpahan wewenang membuat atau menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan dari pemimpin, dan 5) Fungsi pengendalian, yaitu fungsi yang diwujudkan dengan melalui kegiatan bimbingan, pengarahan, koordinasi dan pengawasan (Nawawi 1997).
Profesionalisme
Kusnandar (2007:46) menyatakan bahwa keterampilan mengesankan adalah suatu keadaan, arah, nilai, tujuan dan sifat penguasaan serta wewenang yang berhubungan dengan pekerjaan seseorang. Keterampilan mengesankan menurut Mohamad Surta (2007:214) adalah istilah yang mengacu pada sikap psikologis dalam membingkai tanggung jawab individu dari panggilan untuk memahami dan lebih mengembangkan kualitas keahliannya secara terus-menerus.
Sedangkan Sudarwan Danin (2002:23) mengartikan keterampilan yang mengesankan sebagai tanggung jawab individu karena panggilan untuk bekerja sesuai kapasitas keahliannya dan terus-menerus mengembangkan sistem yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai kapasitasnya yang sebenarnya. Kemudian Freidson (1970) dalam Syaiful Sagala (2005:199) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan keterampilan yang mengesankan adalah janji terhadap pemikiran yang ahli.
Dapat disimpulkan dari para ahli di atas bahwasanya profesionalisme suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya yang bertujuan agar kualitas keprofesionalannya dapat tercapai secara berkesinambungan.
Profesionalisme menghasilkan bentuk kerja dari kegiatan yang dapat dimanifestasikan melalui performa, tanggung jawab dan kinerja. Profesionalisme kepala sekolah berarti suatu bentuk komitmen kepala sekolah untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi, dengan tujuan agar kualitas keprofesionalannya dalam menjalankan dan memimpin sumber daya yang ada di sekolah dapat terwujud.
Tujuan sekolah akan tercapai apabila kepala sekolah dengan profesionalnya dapat mempengaruhi bawahannya yang diarahkan kepala pencapaian tujuan organisasi. Kepala sekolah memiliki peran penting dalam memimpin proses pembelajaran, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
Kepala sekolah
Kepala sekolah berasal dari kata “kepala” dan “sekolah”. Kepala dapat diartikan sebagai direktur atau pimpinan suatu perkumpulan atau pendirian. Sementara itu, sekolah berarti organisasi tempat ilustrasi diperoleh dan dididik. Dengan cara ini, secara umum, kepala sekolah dapat diartikan sebagai kepala sekolah atau unit pendidikan tempat diperoleh dan dididiknya teladan.
Kepala sekolah sebagai pengajar juga harus fokus pada dua hal utama yang mendesak, khususnya target. Dan yang kedua adalah cara untuk menyelesaikan tugasnya sebagai guru. Ada tiga pihak yang menjadi fokus pengelola sekolah dalam menunaikan kewajiban pendidikannya, yaitu yang pertama adalah siswa, yang kedua adalah perwakilan regulasi, dan yang ketiga adalah pendidik. Ketiga pertemuan ini merupakan tujuan pengajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Ketiga perkumpulan ini mempunyai perbedaan antara perkumpulan yang satu dengan perkumpulan lainnya. Hal yang lazim terlihat dari berbagai efek samping dan perilaku yang mereka tunjukkan, seperti tingkat perkembangannya, landasan sosial yang berbeda, inspirasi yang berbeda, tingkat keakraban dengan kewajiban, dan lain-lain.
Wahjosumidjo (2002:83) mengatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang instruktur utilitarian yang diberi tugas untuk memimpin sekolah tempat diadakannya pengalaman mendidik dan berkembang, atau di mana terjadi hubungan antar pendidik, dengan menyatakan bahwa seorang kepala sekolah adalah seorang instruktur atau jabatan praktis yang dipilih untuk menduduki jabatan utama kepala sekolah.
Dari penilaian di atas, dapat beralasan bahwa kepala sekolah adalah seorang pendidik yang mampu mengoordinasikan seluruh aset yang ada di suatu sekolah agar idealnya dapat digunakan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi keterampilan yang mengesankan dari inisiatif kepala sekolah berarti suatu bentuk tanggung jawab individu yang terpanggil untuk terus meningkatkan dan membina kemampuannya dengan tujuan penuh untuk menjamin kualitas keahliannya dalam menjalankan dan menggerakkan seluruh aset yang ada di suatu sekolah untuk bekerja sama mencapai tujuan bersama.
Kepala sekolah dikenal ahli dalam pekerjaannya atau profesional, artinya jabatan ini memerlukan kemampuan yang luar biasa. Kepala sekolah yang terampil memiliki dan mendominasi detail pelatihan dan pendidikan yang rumit serta wawasan mereka. Pekerjaan kepala sekolah merupakan pekerjaan ahli sehingga pantas disebut sebagai profesi.
Sebagai sebuah panggilan, kemampuan untuk menciptakan dan mengembangkan keterampilan merupakan sesuatu yang penting yang dapat menjadikan komitmen besar dalam menggarap hakikat pelatihan dan pembelajaran di sekolah. Salah satu kewajiban kepala sekolah adalah meningkatkan dan membina kemampuan dan keterampilan keilmuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi serta ekspresi manusia secara terus-menerus. Artinya, pameran kepala sekolah sebagai kemajuan profesional merupakan gambaran pelaksanaan tugas masa depan sebagai alasan untuk menghadapi berbagai kesulitan kemajuan akibat globalisasi.
Tuntutan profesionalisme kepala sekolah memerlukan upaya untuk mengembangkan profesional kapasitas diri agar makin mampu mengembangkan profesinya melalui peningkatan kapasitas diri agar makin mampu mengembangkan profesinya dalam menjalankan tugas di sekolah. Hal tersebut sejalan dengan tuntutan upaya peningkatan pendidikan secara terus menerus.
Dengan demikian peran kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan memerlukan sikap inovatif. Sikap inovatif dalam pendidikan memiliki pengaruh yang besar dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas pendidikan melalui pengembangan inovasi pembelajaran. Dengan meningkatnya kualitas pembelajaran, harapan dan tujuan untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas serta mampu menghadapi persaingan akan dapat terwujud.
Owen (1987) menyimpulkan empat gaya kepemimpinan efektif dalam teori dimensi Reddin yaitu: 1) Executive, gaya menunjukkan adanya perhatian baik pada tugas maupun kepada hubungan kerja dalam kelompok. 2) Developer, gaya yang memberikan perhatian yang cukup tinggi terhadap hubungan kerja dalam kelompok dan perhatian minimum terhadap tugas pekerjaan, 3) Benevolent autocrat, gaya yang memberikan perhatian yang tinggi terhadap tugas hubungan. 4) Bureaucrat, gaya yang memberikan perhatian minimal pada keduanya, baik pada tugas maupun hubungan.
Kepala sekolah meningkatkan mutu pendidikan
Tugas kepala sekolah dalam menangani hakikat pendidikan sangatlah penting karena dapat berdampak pada berhasil atau tidaknya hakikat pendidikan itu sendiri. Secara garis besar, luasnya tanggung jawab seorang kepala sekolah dapat dibedakan menjadi dua sudut pandang kepala sekolah, yaitu pekerjaan di bidang organisasi sekolah dan dunia usaha yang berkaitan dengan pergantian ahli instruktif.
Menurut pandangan banyak pendidik, kemajuan pemerintahan pada dasarnya didasarkan pada kemampuannya dalam memimpin. Jalan menuju kelancaran seorang kepala sekolah terletak pada kekuatan dan keberaniannya. Ini adalah alasan mental untuk memperlakukan staf dengan sopan, memberikan teladan dalam watak, perilaku, dan melaksanakan kewajiban mereka. Dalam situasi unik ini, direktur sekolah diharapkan menunjukkan kapasitasnya untuk mendorong kolaborasi dengan seluruh staf dalam lingkungan kerja terbuka yang bersifat organisasi dan meningkatkan dukungan dinamis dari siswa dan wali.
Dalam melaksanakan peningkatan mutu para eksekutif, kepala sekolah harus terus menjadikan sekolah sebagai kerangka otoritatif. Pengelola sekolah dalam membangun SDM melalui staf dewan (Suwardi 2014). Secara garis besar, Slamet (2000) memahami ciri-ciri kepala sekolah yang mindful, yaitu: a) berpandangan jauh ke depan dan memahami langkah apa yang harus diambil serta benar-benar memahami strategi yang akan diambil, b) dapat memfasilitasi dan menyesuaikan setiap aset yang dibatasi, c) dapat memutuskan, menyiapkan aset yang ada, kemampuan menanggung kontras, d) dapat melawan musuh-musuh sentral, khususnya ketidaksadaran, keragu-raguan, ketidakputusan, mediokrasi, peniruan identitas, anggapan, kemewahan, sifat kaku dan tipu muslihat dalam cara pandang dan aktivitas. Tugas kepala sekolah dalam mengerjakan hakikat pendidikan meliputi tugasnya sebagai guru, direktur, manajer, bos, pionir, penentu tren, dan inspirasi.
- Kepala sebagai pengajar, tugas pokoknya adalah mengarahkan pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan inovasi serta memberikan teladan yang sejati. Sebagai kepala instruktur sekolah hendaknya terus berupaya untuk mengupayakan hakikat pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Dalam situasi ini, keterampilan kepala sekolah yang mengesankan merupakan suatu variabel, khususnya dalam mendukung pengembangan pemahaman staf pelatihan dalam menafsirkan pelaksanaan kewajibannya.
- Kepala sebagai pemimpin mempunyai kemampuan menyiapkan rencana, merencanakan kegiatan, melakukan pengawasan, menilai kegiatan, menyelenggarakan rapat, mengambil keputusan, menyusun pengalaman yang berkembang, mengawasi organisasi, dan mengawasi organisasi, pelajar, pegawai, kantor dan sistem dana. Sebagai kepala sekolah harus memiliki teknik yang tepat untuk melibatkan staf pengajar melalui upaya yang terkoordinasi, memberikan pintu terbuka bagi staf pelatihan untuk melaksanakan panggilan mereka dan memberdayakan inklusi semua staf sekolah yang mendukung program sekolah. Sebab, jika kita mengacu pada pandangan administrasi yang mutakhir, kolaborasi merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah organisasi.
- Kepala sebagai manajer, kepala sekolah bertanggung jawab atas kelancaran seluruh pekerjaan dan peraturan pelaksanaan di sekolahnya.
- Kepala sebagai seorang manajer, pengawasan adalah tindakan memperhatikan, membedakan mana yang benar, mana yang tidak benar, dan mana yang tidak tepat, bertekad untuk menjadikannya benar sehingga memberikan arahan.
- Kepala sekolah sebagai pelopor, penyelenggaraan pemerintahan pusat merupakan salah satu variabel yang dapat mendorong sekolah untuk memahami visi, misi, maksud dan tujuan sekolah melalui program yang dilaksanakan secara tersusun dan mantap.
- Pemimpin sebagai penentu tren, dalam menjalankan tugas dan kemampuannya sebagai pionir, pemimpin mengutamakan sistem yang tepat untuk menjalin hubungan yang serasi dengan iklim, mencari pemikiran-pemikiran inovatif, mengkoordinasikan setiap gerakan, menetapkan model bagi semua staf pengajar di sekolah dan menumbuhkan model pembelajaran imajinatif.
- Kepala sekolah sebagai pemberi inspirasi, kepala sekolah mengutamakan teknik yang tepat untuk memberikan inspirasi kepada staf pelatihan dalam melakukan berbagai tugas dan kemampuan mereka.
Ada anggapan bahwa tugas kepala sekolah sebagai fasilitator, pemberi inspirasi, dan manajer harus mempunyai upaya tertentu. Misalnya saja 1) mengikutsertakan pendidik dalam setiap pemutakhiran dan penyiapan pintu terbuka, tanpa memperhatikan kedekatan individu dan hubungan kekeluargaan kepala, 2) memberikan kenyamanan kepada para pendidik untuk melanjutkan pendidikan lanjutannya, karena kemampuan guru yang mempunyai tingkat kepelatihan yang lebih tinggi tentunya akan berdampak pada sifat pengajaran yang diperkenalkan dalam iklim sekolah, dan 3) membantu pendidik yang mengalami kesulitan dalam menghadapi pengajaran dan mengembangkan pengalamannya.
Seorang kepala sekolah dapat dikatakan cakap apabila ia mempunyai kejujuran dan kehormatan pribadi. Seorang kepala sekolah memang harus memiliki tingkat keaslian yang tinggi: 1) kepala sekolah dapat mencurahkan sebagian besar kesempatannya untuk bekerja di bidangnya, 2) Anda sangat ingin memiliki informasi dan kemampuan yang dapat dipesan sebagai spesialis di suatu bidang, 3) berusaha mencapai tujuan dengan sasaran yang ditetapkan secara wajar, 4) mempunyai persyaratan khusus dalam menjalankan fungsi sebagai kepala sekolah, 5) memiliki inspirasi yang kuat untuk mencapai kemajuan dengan norma-norma yang besar, 6) mencintai dan mempunyai pandangan yang menggembirakan terhadap panggilannya, yang antara lain tercermin dalam cara berperilakunya yang ahli dan reaksi individu yang terkait dengan panggilan/pekerjaannya, 7) memiliki pandangan jauh ke depan (visioner), dan 8) menjadi pemecah masalah, mempunyai seperangkat aturan dan mempunyai landasan ahli. Inilah kepala sekolah yang disebut mahir. Kepala sekolah mempunyai kewajiban yang sangat besar.
Sebagaimana dikemukakan (Mulyasa, 2012) kewajiban merupakan peluang yang harus ditanggung dan dibebankan kepada kepala sekolah. Segala tindakan yang diprakarsai oleh seluruh staf sekolah merupakan kewajiban kepala sekolah. Menyampaikan tanggung jawab merupakan komitmen seorang cikal bakal dalam keadaan berbeda. Untuk membangun kepercayaan dan kewajiban, setiap kepala sekolah dalam menjalankan kemampuan administrasinya harus mempunyai kemampuan untuk memungkinkan tenaga pengajar dan seluruh warga sekolah bersedia dan siap melakukan upaya untuk mencapai tujuan sekolah.
Keahlian yang mengesankan dari seorang kepala sekolah sangat diperlukan, apabila orang-orang penting di suatu sekolah tidak dapat menyelesaikan kewajibannya dengan baik maka tujuan dan proyek sekolah tidak dapat tercapai. Karena administrator sekolah yang terampil juga dapat mengerjakan sifat pelatihan.